Megapolitan.co – Pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis dengan memasukkan bahasa Portugis ke dalam kurikulum pendidikan nasional.
Inisiatif ini bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat pembangunan SDM serta memperluas jejaring diplomasi internasional, terutama dengan Brasil sebagai mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin.
Langkah tersebut menandai arah baru pendidikan Indonesia yang lebih terbuka dan adaptif terhadap kebutuhan dunia global. Bukan sekadar menambah bahasa asing, kebijakan ini dianggap sebagai bentuk kesiapan bangsa menghadapi kompetisi internasional di era modern.
“Presiden memiliki itikad baik melihat masa depan yang cerah dalam hubungan Indonesia dan Brasil. Karena itu, beliau ingin anak-anak Indonesia juga mampu menguasai bahasa Portugis agar dapat memperluas jejaring dan peluang di masa depan,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hadrian Irfani dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025).
Bahasa Portugis sendiri digunakan secara resmi di lebih dari 10 negara, termasuk Brasil, Portugal, Mozambik, Angola, dan Timor Leste, dengan jumlah penutur mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Bahasa ini bahkan masuk dalam daftar sepuluh besar bahasa paling berpengaruh di dunia.
Masuknya bahasa Portugis ke kurikulum dinilai sebagai investasi jangka panjang bagi Indonesia, membuka peluang kerja sama lintas sektor, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga industri kreatif antar benua.
“Ini langkah maju. Anak-anak kita harus punya kemampuan global, dan bahasa adalah jembatan utama. Bahasa Portugis bisa menjadi gerbang baru bagi kerja sama lintas benua,” tambah Hadrian.
Menurut Kementerian Luar Negeri, kebijakan ini memiliki nilai strategis tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga dalam penguatan diplomasi budaya Indonesia.
Bahasa dipandang sebagai alat yang memperdalam hubungan antarnegara dan memperkuat posisi diplomatik Indonesia.
“Bahasa adalah alat komunikasi penting untuk memperkuat relasi kedua negara. Pengenalan bahasa Portugis menjadi simbol kerja sama dan saling pengertian antara Indonesia dan Brasil,” ujar Menteri Luar Negeri Sugiono.






Tinggalkan Balasan