Megapolitan.co – Ratusan warga di Cilegon memblokade akses utama Jalan Yos Sudarso, tepatnya di depan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 9-10 Suralaya, Banten, Kamis (23/10/2025).

Aksi ini menjadi bentuk kemarahan warga sekaligus protes keras terhadap PT Hutama Karya, yang disebut-sebut belum menuntaskan pembayaran kepada sejumlah perusahaan subkon lokal.

Aksi pemblokadean jalan yang berlangsung sejak pagi ini nyaris melumpuhkan arus lalu lintas di jalur vital kawasan industri. Sejumlah truk milik warga sengaja diparkir menutup badan jalan sebagai simbol kekecewaan atas mandeknya pembayaran proyek bernilai ratusan miliar rupiah di area PLTU Suralaya.

Kurnadi, salah seorang pegawai dari perusahaan subkontraktor yang bekerja di bawah Hutama Karya, mengaku terpaksa dirumahkan karena perusahaan tempatnya bekerja tidak mampu membayar upah. Ia menuding keterlambatan pembayaran dari Hutama Karya sebagai penyebab utama mandeknya aktivitas mereka.

“Kalau Hutama Karya (HK) enggak bayar ke perusahaan lokal (subkon) ya kita enggak bisa dibayar sama perusahaan kita. Itu kan bukan satu subkon aja, ada beberapa subkon, miliaran lah pokoknya,” kata Kurnadi.

Selain soal tunggakan pembayaran, warga Lebak Gede itu juga menyoroti minimnya penyerapan tenaga kerja lokal oleh proyek besar tersebut. Ia menilai PLTU Suralaya gagal memberikan manfaat ekonomi yang seharusnya dirasakan masyarakat sekitar.

“Jika berbicara kompetensi, kami mampu. Untuk memenuhi syarat kami siap memenuhi. Harusnya saya kan kerja di PLTU ini, ini malah sebaliknya, yang bekerja di PLTU Suralaya kebanyakan orang dari luar daerah,” tukasnya.

Ratusan warga yang tergabung dalam aksi itu mendesak agar Hutama Karya segera melunasi kewajiban terhadap para subkontraktor.

Mereka menegaskan, keterlambatan pembayaran telah berdampak langsung pada kehidupan ekonomi masyarakat lokal.

“Dibayar dong, biar kami juga bisa bekerja lagi. Kita jadi sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tandasnya.

Akibat aksi ini, kemacetan panjang sempat tak terhindarkan di sekitar kawasan industri Suralaya. Sejumlah kendaraan berat dan pekerja pabrik terpaksa berhenti total akibat akses jalan tertutup.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Hutama Karya belum memberikan keterangan resmi terkait aksi protes warga dan tudingan keterlambatan pembayaran tersebut.

megapolitanco
Editor