Megapolitan.co – Di tengah dinamika demokrasi, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka nomor urut 2, Naziarto dan Husen, mencuri perhatian publik dengan gagasan yang menyentuh realitas masyarakat.

Dalam kampanye yang mereka sebut sebagai “kampanye biologis” di Sungailiat, Sabtu, 26 Juli 2025, pasangan ini menegaskan pentingnya kepemimpinan yang hadir di tengah rakyat, bukan hanya di mimbar janji.

Naziarto, mantan Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menegaskan bahwa pencalonannya bukan didorong ambisi pribadi.

Ia menyebut langkahnya sebagai panggilan jiwa untuk kembali membangun tanah kelahiran dengan pemahaman mendalam atas persoalan dan kebutuhan masyarakat.

“Bangka ini butuh pemimpin yang tidak hanya hadir di panggung seremoni. Ia harus turun, merasakan, dan menyelesaikan masalah bersama rakyat. Itulah komitmen kami,” ujarnya.

Dengan latar belakang birokrat senior, Naziarto tak asing dengan dinamika pemerintahan dan kebutuhan masyarakat akar rumput. Paslon ini menawarkan visi yang menyentuh langsung kepentingan rakyat, yaitu ekonomi kerakyatan, kepastian hukum, pelayanan publik yang inklusif, serta akses kesehatan yang merata.

Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat KURA dan UMKM

Salah satu program unggulan mereka adalah penguatan KURA (Kelompok Usaha Rakyat). Program ini dirancang untuk menghidupkan denyut ekonomi desa dengan cara mendorong pelaku usaha kecil dan menengah menjadi lebih mandiri dan berdaya saing.

“KURA akan kami dorong lewat pendampingan, pelatihan, bantuan permodalan, dan akses pasar. Ekonomi kerakyatan harus menjadi tulang punggung pembangunan daerah,” tegas Naziarto.

Menurutnya, selama ini pelaku UMKM dan usaha kecil seringkali luput dari perhatian kebijakan besar. Oleh karena itu, pendekatan pembangunan mereka akan dimulai dari bawah, dari rakyat sendiri.

Kepastian Hukum untuk Desa dan Pemimpin Lokal

Dalam aspek pemerintahan, Naziarto-Husen menaruh perhatian khusus terhadap kepastian hukum bagi kepala desa. Banyak kepala desa yang merasa gamang dalam mengambil kebijakan karena kekosongan atau ketidakjelasan regulasi.

“Kades tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri. Kami akan bentuk sistem pendampingan hukum di tiap kecamatan agar mereka tenang dalam menjalankan tugas,” paparnya.

Hal ini sekaligus menjadi bagian dari upaya membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan berbasis hukum yang kuat di tingkat akar rumput.

Pelayanan Kesehatan Tanpa Ribet: Cukup Tunjukkan KTP

Dalam bidang kesehatan, pasangan ini memperkenalkan konsep Home Care Medis, di mana pelayanan kesehatan langsung menjangkau warga, terutama lansia dan kelompok rentan, hingga ke pelosok.

Lebih jauh, Naziarto juga mendorong integrasi layanan BPJS dengan data kependudukan, agar masyarakat cukup menunjukkan KTP untuk mendapatkan layanan kesehatan.

“Kami ingin menghapus kerumitan. Warga tidak perlu bingung soal administrasi. Pelayanan harus cepat, manusiawi, dan menyeluruh,” ucapnya.

Model Kepemimpinan Partisipatif dan Dekat dengan Rakyat

Dengan semangat “membangun dengan hati, mengayomi dengan kepastian”, Naziarto-Husen mengusung model kepemimpinan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan.

Mereka ingin hadir bukan hanya saat kampanye atau peresmian proyek, tetapi betul-betul menjadi bagian dari kehidupan rakyat, mendengarkan secara langsung, dan menyelesaikan persoalan dengan pendekatan dialogis.

“Kami tidak menjanjikan langit biru, tapi kami akan bekerja dengan hati. Kepemimpinan bukan soal kuasa, tapi soal keberpihakan kepada mereka yang paling membutuhkan,” pungkasnya.

megapolitanco
Editor