Megapolitan.co – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, gaya hidup manusia kini semakin terintegrasi dengan apa yang disebut sebagai Digital Lifestyle atau gaya hidup digital. Kecanggihan teknologi kini merambah hampir semua aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan.
Salah satu teknologi yang sedang tren adalah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, yang juga mulai digunakan di lingkungan SMP Islamic Qon.
Meski menawarkan banyak kemudahan, penting bagi pelajar untuk tetap bijak dalam menggunakan teknologi ini.
Sebelum mengenal lebih jauh manfaat dan risikonya, mari kita pahami dulu apa itu AI. Secara sederhana, AI merupakan teknologi yang memungkinkan komputer atau mesin menjalankan tugas-tugas layaknya manusia, seperti berpikir, belajar, dan mengambil keputusan.
Beberapa contoh aplikasi berbasis AI yang sering digunakan adalah ChatGPT, Google Lens, dan platform pembelajaran digital. Teknologi ini dapat membantu siswa memahami pelajaran, membuat ringkasan, atau menemukan jawaban atas pertanyaan pelajaran, sehingga sangat mendukung proses belajar.
Jika dimanfaatkan secara tepat, AI memiliki banyak manfaat dalam pembelajaran. Teknologi ini bisa menjelaskan ulang materi sulit dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami. AI juga memungkinkan siswa belajar secara mandiri, kapan pun dan di mana pun.
Bahkan untuk tugas-tugas seperti presentasi, penulisan, dan proyek digital, AI bisa menjadi pendamping yang efektif.
Siswa tidak lagi harus selalu bergantung pada guru karena AI bisa menjadi alternatif belajar yang praktis dan efisien.
Namun, di balik manfaatnya, penggunaan AI juga menyimpan tantangan tersendiri. Jika terlalu sering mengandalkan AI untuk menyelesaikan tugas, siswa bisa kehilangan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman yang mendalam.
Kebiasaan ini bisa menurunkan rasa percaya diri dan membuat siswa bergantung sepenuhnya pada teknologi. Yang lebih berbahaya, tidak semua informasi dari AI selalu akurat.
Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk tetap memverifikasi jawaban dari AI, bukan sekadar menyalinnya tanpa memahami isinya.
Dilansir SMPIslamicqon, Kamis, 24 Juli 2025, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, mengingatkan pentingnya sikap bijak dalam menyikapi perkembangan AI.
“Jika kita terus mengandalkan alat seperti ChatGPT, kita kehilangan kemampuan untuk menilai dan berpikir kritis. Selain itu lama kelamaan kita akan kehilangan rasa tahu mana tulisan yang bagus dan mana yang tulisan tidak bagus, sehingga kita berisiko kehilangan naluri kritis kita sendiri,” ujar Stella.
Oleh sebab itu, penggunaan AI sebaiknya difokuskan sebagai pendamping belajar, bukan sebagai jalan pintas. Gunakan AI untuk memperkaya pengetahuan, bukan untuk mencontek atau menghindari proses belajar. Bandingkan hasil dari AI dengan sumber lain seperti buku pelajaran .
Bagi pelajar SMP Islamic Qon, AI bisa menjadi sarana belajar yang menarik dan bermanfaat. Namun, kita juga harus menanamkan nilai-nilai Islami seperti kejujuran, tanggung jawab, dan etika dalam penggunaannya. Mari jadikan AI sebagai alat bantu untuk mencetak generasi muslim yang cerdas, berilmu, dan berakhlak mulia.






Tinggalkan Balasan