Megapolitan.co – Sebuah video yang memperlihatkan dua orang anak koin di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, dihukum merangkak di atas jembatan besi, viral di media sosial. Aksi petugas yang memberi sanksi tersebut menuai kecaman publik karena dinilai tidak manusiawi.

Dalam video berdurasi singkat yang beredar, tampak dua anak koin dipaksa merangkak dan berguling di atas besi panas di jalur masuk kendaraan menuju kapal penyeberangan.

Sementara beberapa petugas keamanan terdengar melontarkan kata-kata kasar kepada keduanya. Peristiwa itu diketahui terjadi pada Minggu 26 Oktober/2025 siang.

Video tersebut memicu kemarahan warganet. Banyak yang menilai hukuman yang diberikan petugas terlalu kejam, terlebih dilakukan di bawah terik matahari dan disertai ucapan yang tidak pantas.

Salah satu anak koin, Rohiman, mengaku terpaksa mencari nafkah dengan menyelam dan memungut uang logam yang dilemparkan penumpang kapal. Ia mengatakan, pekerjaan berisiko itu dilakukannya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Saya tahu sebenarnya gak boleh, tapi saya gak punya kerjaan lain. Kami cuma ingin cari makan,” ujarnya, Senin, 27 Oktober 2025.

Menanggapi kejadian itu, General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Syamsudin mengaku sudah menindaklanjuti. mengatakan bahwa tindakan petugas dimaksudkan sebagai bentuk edukasi agar para anak koin tidak lagi turun ke laut, karena aktivitas itu sangat berbahaya.

“Kami tidak bermaksud menyakiti, tapi memberikan efek jera. Kegiatan anak koin di area pelabuhan sangat berisiko dan bisa membahayakan keselamatan mereka sendiri,” jelas Syamsudin.

Syamsudin menambahkan, pihaknya akan melakukan pendekatan yang lebih humanis ke depannya, termasuk bekerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas sosial untuk mencari solusi bagi para anak koin agar tidak lagi mencari uang dengan cara berbahaya.

Fenomena anak koin di Pelabuhan Merak memang telah berlangsung lama. Mereka biasanya menyelam di sekitar kapal penyeberangan untuk mengambil uang logam yang dilemparkan penumpang sebagai hiburan. Namun, aksi tersebut kerap berujung petaka karena risiko tenggelam atau terseret kapal.

megapolitanco
Editor