Megapolitan.co – Aksi penolakan rancangan APBD 2026 dan penanganan serius terhadap truk over dimension over loading (ODOL) di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Kamis, 23 Oktober 2205, diwarnai kericuhan.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) dan Laskar Mahasiswa Nasional Indonesia (LMN), terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi.

Akibat kejadian tersebut, seorang mahasiswa dilaporkan mengalami luka. Meski begitu, aksi unjuk rasa dapat dikendalikan oleh petugas hingga berangsur kondusif sampai dengan selesai.

Unjuk rasa awalnya dimulai dengan orasi bergantian dari perwakilan mahasiswa. Mereka menilai rancangan APBD 2026 Kabupaten Serang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.

“Sebanyak 79 persen anggaran hanya digunakan untuk gaji dan tunjangan pejabat, sementara hanya 21 persen dialokasikan untuk belanja publik,” ujar Koordinator Lapangan LMN, Ian Kaisar Francisco Sinaga.

Ian menyebut, komposisi anggaran tersebut tidak sesuai dengan amanat konstitusi yang mewajibkan 20 persen untuk pendidikan, 10 persen untuk kesehatan, dan 25 persen untuk infrastruktur.

“Kalau komposisi anggarannya seperti ini, bagaimana rakyat bisa sejahtera? Masyarakat Kabupaten Serang terancam tidak bahagia karena APBD tidak pro rakyat,” tegasnya.

Selain menyoroti APBD, massa aksi juga mendesak pemerintah daerah segera menangani masalah truk ODOL yang kerap merusak jalan, memicu penyakit ISPA akibat polusi, bahkan menyebabkan korban jiwa.

Mereka juga menuntut perhatian terhadap kondisi Pulau Tunda yang hingga kini masih terisolir tanpa akses listrik dan fasilitas pendidikan memadai. Mahasiswa turut menyoroti penanganan limbah radioaktif di kawasan Cikande yang dinilai lamban.

“Pemerintah harus segera merelokasi warga terdampak demi keselamatan bersama,” tambah Ian.

Ketegangan lalu sempat terjadi ketika mahasiswa memaksa untuk bertemu langsung dengan Bupati Serang, namun dihalangi aparat. Meski aksi sempat memanas, situasi akhirnya dapat dikendalikan setelah negosiasi antara mahasiswa dan petugas kepolisian.

Hingga aksi berakhir, puluhan personel kepolisian masih bersiaga di sekitar kantor Pemkab Serang untuk mengantisipasi kericuhan susulan. Pihak aliansi mahasiswa menegaskan akan kembali turun ke jalan jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.