Megapolitan.co – Gunungan sampah di kawasan Pasar Kranji Baru, Jakasampurna, Bekasi Barat, bukan sekadar persoalan teknis pengangkutan.

Kasus ini menyingkap persoalan lebih mendasar, yakni lemahnya pengawasan dan koordinasi antarunit di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.

Warga yang tinggal di sekitar pasar mengeluhkan kondisi sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau menyengat. Kekhawatiran pun muncul terhadap dampak kesehatan di tengah cuaca ekstrem belakangan ini.

“Kami warga di sini sudah pernah meminta pada pihak pengelola pasar agar pengangkutannya dilakukan setiap hari. Nyatanya saya melihat hanya satu mobil sehari sekali,” ujar Hendi Zaripin, Ketua RW 04, Sabtu (11/10/2025).

Menurut Hendi, keterbatasan petugas turut memperparah situasi.

“Iya, makanya kondisinya sampai numpuk begitu. Hasil pantauan saya di lapangan juga, crew cuma 4 orang untuk sampah sebanyak itu,” ungkapnya.

Warga pun mengaku telah berulang kali berkoordinasi dengan UPTD Pasar Kranji dan UPTD Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Namun, kedua pihak justru saling melempar tanggung jawab.

“Pernah saya konfirmasi UPTD LH katanya crew-nya yang gak ada. Sedangkan dari UPTD pasar, katanya mobilnya yang gak ada,” jelasnya.

Bagi Hendi, alasan tersebut hanya memperlihatkan lemahnya manajemen pengelolaan sampah di pasar.

“Menurut saya alasan soal TPS di Bantargebang yang jadi alasan kepala UPTD Pasar tidak jadi alasan jika manajemennya dikelola dengan baik. Ini mah emang gak becus ngelola aja,” ketusnya.

megapolitanco
Editor