Megapolitan.co – Pemerintah terus memperkuat peran Sekolah Rakyat sebagai lembaga pendidikan alternatif yang fokus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) siap kerja.
Melalui kebijakan baru, Sekolah Rakyat kini diarahkan menjadi pusat pelatihan terpadu yang menggabungkan pengajaran enam bahasa asing dengan pendidikan vokasi untuk menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja global.
Enam bahasa asing yang menjadi prioritas meliputi Bahasa Inggris, Arab, Jepang, Korea, Mandarin, dan Jerman. Penguatan Program Vokasi di Sekolah Rakyat di bawah koordinasi Kementerian Sosial, menegaskan lembaga ini tak hanya menitikberatkan pada pendidikan akademik, tetapi juga pelatihan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.
Pendekatan baru yang diterapkan mengedepankan sistem link and match antara pelatihan bahasa dan pendidikan vokasi.
Dengan cara ini, setiap siswa dibekali kemampuan praktis yang sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar tenaga kerja internasional.
“Sekolah Rakyat memberikan kesempatan luas bagi siswa dari keluarga miskin dan sangat miskin agar memiliki akses pendidikan berkualitas serta peluang kerja yang setara,” ujar seorang Kepala Sekolah Rakyat.
Sementara Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menyebut langkah ini sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kualitas SDM dan memperluas peluang kerja bagi lulusan Sekolah Rakyat.
“Penguasaan bahasa asing sangat krusial untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja internasional yang terus meningkat,” ujarnya kepada awak media, Senin, 3 November 2025.
Mukhtarudin menjelaskan, bahasa-bahasa tersebut dipilih berdasarkan negara mitra penempatan pekerja migran Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga tengah mempertimbangkan penambahan Bahasa Portugis untuk memperluas kerja sama dengan negara-negara Eropa Selatan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
166 Sekolah Siap Jalankan Program Terpadu
Saat ini terdapat 166 Sekolah Rakyat yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar berada pada jenjang setingkat SMA atau SMK dan sudah diwajibkan untuk mengimplementasikan kurikulum pelatihan bahasa asing serta keterampilan vokasi secara terpadu.
Langkah ini diharapkan menjadi model pendidikan baru yang lebih inklusif dan berorientasi pada kemandirian ekonomi, sekaligus mempercepat terwujudnya SDM Indonesia yang berdaya saing tinggi di tingkat global.






Tinggalkan Balasan